its me

its me

Laman

Kamis, 16 September 2010

naif

masih aku ingat dengan jelas saat kakak perempuanku satu-satunya harus mengalami operasi di tangan kanannya karena sebuah lidi yang secara tak sengaja masuk
aku menunggunya pulang didepan terasku dengan sedikit khawatir
apakah yang akan terjadi dengannya?
saat dia tiba-tiba muncul dari kejauhan bersama ayahku, aku tersenyum
akhirnya dia pulang dengan tangan yang dibalut perban
dia membawa sebuah bungkusan kecil, kacang sanghai, makanan kesukaan kami berdua
kami memakannya bersama
yang ada dalam pikiranku saat itu adalah bahwa jika kita sakit maka kita harus berobat dan setelah itu akan diberi kacang sanghai oleh dokter
aku masih belum masuk sekolah taman kanak-kanak saat itu
masih sangat polos untuk mengerti sebuah fenomena hidup
namun saat tiba-tiba aku sakit, badanku sangat panas
ibuku membawaku ke puskesmas terdekat
kenapa tidak ke dokter saja seperti kakakku waktu itu, pikirku
karena ternyata perekonomian kami tidak cukup mampu untuk membayar seorang dokter hanya untuk meminta obat penurun panas
ya, di puskesmas itu kami harus mengantri, menunggu namaku dipanggil
ternyta ada juga seorang dokter disana
saat itu, aku tersenyum dengan senyuman paling manisku pada dokter yang aku anggap sangat tampan itu
mimpi tentang pangeranku bermula dari sana
dokter itu sangat ramah
dia memeriksaku dengan tak hentinya tersenyum
seorang gadis kecil yang mulai bermimpi untuk mempunyai seorang pangeran setampan dokter itu, lucu
saat aku keluar dari ruang pemeriksaan itu, aku masih melihat dokter itu
menunggunya memberiku kacang sanghai
tetapi dokter itu sibuk menulis sesuatu
apakah aku akan mendapatkan kacang sanghai itu nanti saat keluar dari puskesmas itu?
aku terus menunggu, ketika di antrian obatpun tak henti-hentinya aku membayangkan akan mendapatkan kacang sanghai dari dokter yang sangat tampan
ibuku mengajakku membeli bakso didekat puskesmas
aku masih belum patah semangat untuk mengharapkan kacang sanghai dari dokter tampan itu
tapi sampai aku dan ibuku pulang, aku tak mendapatkan kacang sanghaiku
aku tak tahan lagi untuk tidak bertanya
"kenapa aku tak dapat kacang sanghai seperti kakak waktu itu?"
ayahku hanya tersenyum dan menjawab, "nanti kita beli"
dan tiba-tiba aku lupa tentang kacang sanghai itu ketika kakakku mulai bertnya bagaimana sewaktu aku diperiksa di puskesmas
saat itu yang aku rasakan, aku bahagia memiliki kakak yang sayang padaku
itu adalah hal terkhir yang aku ingat bersama kakakku
sesuatu yang tak akan pernah aku ulangi lagi dalam hidupku
karena kami bukan 2 pribadi yang bisa berjalan beriringan
saling menjaga dan menepuk pundak
kami adalah 2 elemen yang selamanya akan menjadi berbeda
dan aku tiba-tiba teringat masa kecilku
seandainya aku bisa berpikir selugu, sepolos dan senaif itu lagi
aku ingin tapi sudah tidak mungkin
mengingat masa kecil yang selalu tersenyum apapun yang terjadi
terkadang aku ingin senaif itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar